Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 April 2020

Ramadhan dalam Kacamata Biologi (Energi Saat Berpuasa)


Di tengah masih mewabahnya pandemi Corona ini, sambutan akan hadirnya bulan suci Ramadhan kali ini mungkin sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Situasi yang mengharuskan kita untuk menjalankan social distancing ini memang mengurangi gegap gempita dalam menyambut Ramadhan kali ini. 

Demi terputusnya wabah ini, masyarakat juga dihimbau untuk tetap berdiam diri di rumah, termasuk dalam beribadah. Meski begitu, spirit dalam menyongsong ibadah puasa di bulan Ramadhan ini mesti tetap kita gelorakan agar kita benar-benar dapat menjalankan esensinya.

Kerja saat puasa
via blog.unitedtronik.co.id

Sebagian orang mungkin menjadikan puasa Ramadhan sebagai dalih untuk bermalas-malasan sehingga hal ini berdampak pada berkurangnya kualitas dan kuantitas pekerjaan. Mindset yang seperti ini sebetulnya tidaklah tepat sehingga mesti diubah. 

Memang saat kita berpuasa, secara lahir tidak ada asupan makromolekul dan mikromolekul yang masuk ke dalam rongga lambung (ventriculus) selama kurang lebih 14 jam. Akibatnya, tidak adanya energi yang masuk membuat kita menjadi lemas, lesu, dan tampak tidak bergairah saat berpuasa.

Namun jika dilihat dari aspek biologis-fisiologis, kenyataannya malah bukan seperti itu. Sebaliknya, saat orang berpuasa, sebenarnya energi masih terproduksi dari cadangan makanan yang ada, sehingga pada dasarnya kita masih bisa beraktifitas normal seperti biasanya. 

Sebagaimana diketahui, manusia memang memperoleh energi dari makanan dan minuman. Namun tidak banyak orang tahu bahwa dalam makanan yang kita konsumsi tersebut terkandung makromolekul (karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat) dan mikromolekul yang berperan penting saat kita sedang menjalankan puasa. 

Cadangan Energi Saat Berpuasa

Dalam kacamata biologi, makromolekul berperan sebagai sumber energi utama untuk pertumbuhan, perkembangan, hormon, dan regenerasi sel dalam tubuh. Sedangkan mikromolekul umumnya sebagai pemercepat reaksi tubuh (enzim), misal sebagai kofaktor (Cu2+, Mg2+, K+, Fe2+, dan Na+) atau koenzim misal Vitamin B. Dari empat makromolekul di atas semua dapat dikonversi menjadi glukosa melalui perubahan piruvat (glukoneogenesis). 

Glukosa inilah yang akan dijadikan bahan baku utama dalam proses katabolisme (perombakan) menjadi energi siap pakai atau disebut Adenosin Tri Pospat (ATP). Pembentukan ATP sendiri melalui tiga proses sekaligus yakni glikolisis, siklus krebs, dan transportasi elektron. Setiap proses perombakan (katabolisme) 1 glukosa akan menghasilkan 38 ATP. Dalam kondisi energi tubuh sudah tercukupi, maka glukosa akan diubah menjadi glikogen yang disimpan dalam hati dan otot. 

Sebaliknya jika tubuh kekurangan energi (saat berpuasa), maka glikogen akan diubah kembali menjadi glukosa. Glukosa ini kemudian akan dipecah menjadi ATP untuk energi tubuh. Sedangkan kelebihan lemak akan disimpan dalam bentuk trigliserida atau cadangan energi jangka panjang jika sel tubuh tidak membutuhkan. 

Ketika kita banyak melakukan aktivitas saat sedang berpuasa, trigliserida yang tersimpan ini dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas (free fatty acid/FFA) untuk kemudian menghasilkan energi. Proses pemecahan trigliserida ini menjadi asam lemak dan gliserol disebut lipolisis.
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa meski saat puasa perut dalam keadaan kosong, akan tetapi Allah telah menciptakan mekanisme yang apik sehingga hak-hak sel tubuh untuk melakukan aktivitas selama puasa tetap terpenuhi melalui proses perombakan glikogen dan trigliserida. 

Bahkan jika cadangan jenis lemak (trigliserida) terurai sempurna karena aktivitas harian yang padat, maka penumpukan lemak jadi berkurang. Implikasi yang bisa dirasakan adalah peredaran darah menjadi lancar, sehingga puasa dapat dijadikan sarana dalam membangun pola hidup sehat. Hal ini senada dengan Sabda Rasul: 

"Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat" (Diriwayatkan oleh Adi dan Thabrani dalam Mu'jam Al Ausath). 

Meskipun dengan berpuasa ketercukupan energi tetap terjamin karena adanya glikogen dan trigliserida, tetapi makan sahur sebaiknya tetap diprioritaskan, bukan malah ditinggalkan. Makan sahur di sini bisa dimaknai dalam konteks keberkahan sebagaimana dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Makan sahurlah, karena sesungguhnya makan sahur itu mengandung berkah" (menguatkan badan dan menahan lapar karena puasa)". 

Demikianlah sedikit penjabaran mengenai puasa ramadhan dalam kacamata biologi. Mungkin kita tidak terlalu memahami akan penjabaran istilah-istilah di atas, namun intinya kita jadi tahu bahwa sekarang kita tidak perlu takut lagi menyibukkan diri dengan aktivitas-aktivitas positif selama bulan suci Ramadhan. 

Tadarus Al Qur'an
via detik.com

Jangan jadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Tetaplah semangat dalam beraktifitas, dan sedapat mungkin di bulan spesial ini kita maksimalkan waktu yang ada untuk memperbanyak ibadah baik ibadah mahdlah maupun ghairu mahdlah. Harapannya, tentu saja selesai Ramadhan kita mendapatkan gelar Muttaqiin. Amiin. 

Artikel di atas bersumber dari tulisan Muhammad Jalil MPd, dosen Biologi STAIN (sekarang IAIN) Kudus, yang dikutip dari Suara Merdeka 8 Juni 2016.

Selasa, 31 Maret 2020

Cara Melindungi Diri Agar Terbebas dari Virus Corona


Di awal tahun 2020 ini, masyarakat dunia sedang diuji dengan mewabahnya virus Corona yang menjangkiti orang-orang di seluruh dunia hingga menimbulkan jatuhnya banyak korban jiwa tidak terhitung jumlahnya. Efeknya benar-benar merubah wajah dunia ini, sehingga aktivitas-aktivitas keramaian pun terhenti akibat virus ini.

Tidak terkecuali di Indonesia, penyebaran virus ini juga semakin mengkhawatirkan dengan meningkatnya jumlah penderita yang terpapar virus berbahaya ini. Agar penyebaran virus ini bisa terputus, himbauan pemerintah hendaknya kita patuhi dengan menerapkan sosial distancing agar pandemi wabah ini segera berakhir di negeri ini dan di seluruh dunia.

Dengan menjaga jarak sosial (social distancing) untuk sementara, hindari berkerumun, dan tetap berkegiatan di rumah, kiranya itulah salah satu kunci penting untuk menghentikan wabah ini.

Banyak artikel yang membahas atau mengulas segala hal tentang virus Corona atau COVID 19 ini, sehingga pada artikel kal ini saya hanya ingin mengulas tentang bagaimana cara melindungi diri kita agar bisa terbebas dari virus ganas ini.

Dikutip dari siaran radio Swadesi Kebumen dengan sedikit penambahan, beberapa langkah tindakan pencegahan yang bisa kita lakukan agar terhindar dari paparan virus Corona di antaranya yaitu:

1. Mencuci Tangan Dengan Benar

Mencuci tangan dengan benar
via pixabay

Mencuci tangan dengan benar adalah cara paling sederhana namun efektif untuk mencegah penyebaran virus COVID 19. Cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun, setidaknya selama 20 detik. Pastikan seluruh bagian tangan tercuci bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari dan kuku.

Cucilah tangan secara teratur, terutama sebelum makan atau setelah makan, setelah menggunakan toilet, setelah menyentuh hewan, membuang sampah, serta setelah batuk atau bersin. Cuci tangan juga penting dilakukan sebelum menyusui bayi atau memerah asi.

2. Menggunakan Masker

Menggunakan masker
via shutterstock

Cara memakai masker yang benar adalah sisi berwarna pada masker harus menghadap keluar, sementara sisi dalamnya yang berwarna putih menghadap wajah dan menutupi dagu, hidung dan mulut. Sisi berwarna putih terbuat dari material yang dapat menyerap kotoran dan menyaring kuman dari udara.

Ketika melepaskan masker dari wajah, baik masker bedah maupun masker N95, hindari menyentuh bagian depan masker, sebab bagian tersebut penuh dengan kuman yang menempel. Setelah melepas masker, cucilah tangan dengan sabun atau hand sanitizer agar tangan bersih dari kuman yang menempel.

3. Menjaga Daya Tahan Tubuh

Makanan sehat
via jatikom.com

Daya tahan tubuh yang kuat dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit. Untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, kita disarankan untuk mengkonsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah-buahan, dan makanan berprotein seperti telor, ikan, dan daging tanpa lemak. Selain itu, rutin berolahraga, tidur yang cukup, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari penularan virus Corona.

4. Tidak Pergi ke Negara Terjangkit

Larangan bepergian
via katadata.co.id

Tidak hanya Tiongkok, penyakit infeksi virus Corona, kini sudah mewabah ke beberapa negara yang lain seperti Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, India, Amerika Serikat, dan negara-negara kawasan Eropa. Virus Corona juga sudah terkonfirmasi ditemukan di negara-negara tetangga Indonesia seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filiphina.

Agar tidak tertular virus ini, kita disarankan untuk tidak bepergian ke tempat-tempat yang sudah memiliki kasus infeksi virus Corona, atau berpotensi menjadi lokasi penyebaran Corona Virus.

5. Hindari Kontak Dengan Hewan yang Berpotensi Menularkan Corona Virus

Larangan kontak hewan penyebar virus
via pixabay

Corona Virus jenis baru diduga kuat berasal dari hewan kelelawar dan disebarkan oleh beberapa hewan lain seperti mamalia dan reptil. Oleh sebab itu, hindarilah kontak dengan hewan-hewan tersebut.

Jika ingin mengkonsumsi daging atau ikan, pastikan daging atau ikan tersebut sudah dicuci dan dimasak hingga benar-benar matang. Hindari mengkonsumsi daging atau ikan yang sudah tidak segar atau busuk. 

6. Hindari Kerumunan Atau Kegiatan Sosial (Berkumpul) Untuk Sementara

Social distancing
via pixabay

Seiring dengan meningkatnya persebaran virus Corona di negeri ini, pemerintah telah menetapkan aturan bagi masyarakat untuk menerapkan jaga jarak atau social distancing (pembatasan sosial).

Social distancing adalah serangkaian tindakan pengendalian yang dimaksudkan untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit menular. Tujuannya yaitu untuk mengurangi kemungkinan kontak antara orang terinfeksi dan orang lain yang tidak terinfeksi, sehingga dapat meminimalkan penularan penyakit, morbiditas, dan terutama kematian. 

Oleh karenanya, untuk sementara waktu kita memang dianjurkan untuk menghindari kegiatan berkerumun dengan orang banyak, termasuk pada event-event tertentu seperti kegiatan olahraga, pertunjukan, hajatan pernikahan, dan kegiatan massal semacamnya.

Bila tidak ada kebutuhan mendesak, kita juga disarankan untuk tetap berkegiatan di rumah saja. Bagi para perantau juga diharapkan untuk tidak pulang dulu ke kampung halaman, atau jika mengharuskan pulang maka ia harus memeriksakan kesehatan diri terlebih dulu ke puskesmas.

Semua ini dilakukan semata-mata untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona ini, sehingga pandemi wabah ini dapat segera berakhir dan kehidupan sosial dapat berjalan normal kembali. 

Bila anda mengalami gejala flu seperti batuk, demam, dan pilek yang disertai lemas dan sesak napas, apalagi bila dalam dua minggu terakhir anda bepergian ke Tiongkok atau negara-negara lain yang sudah memiliki kasus infeksi virus Corona, atau mungkin juga anda pernah mengadakan kontak langsung dengan orang lain yang berpotensi menyebarkan virus ini kepada anda, maka segeralah periksakan diri ke dokter atau puskesmas agar dapat dipastikan penyebabnya, dan diberikan penanganan yang tepat. 

Itulah beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk membentengi diri dari penyebaran virus Corona ini. Semoga dengan menerapkan beberapa langkah di atas, kita semua bisa terhindar dari virus mematikan ini.

Harapan kita, semoga virus ini dapat segera hilang dan musnah dari muka bumi ini, sehingga kengerian ini dapat segera berakhir dan aktivititas dapat berjalan normal kembali. Sekian, semoga bermanfaat.